Saturday, August 6, 2011

Tinggalkan Kantong Plastik dan Styrofoam

Menggunakan wadah makanan atau tas berbelanja yang bisa dipakai berulang-ulang jelas sangant bersahabat dengan lingkungan. Karena itu, berbagai pihak makin gencar menggelar kampanye menolak penggunaan kemasan makanan berbahan tas plastik atau styrofoam, seperti program dari Tupperware Gaya Hidup Hijau. Selain kedua kemasan tersebut sulit terurai ketika dibuang menjadi sampah, bahan kimianya potensial meracuni makanan ini lantaran tas plastik alias tas kresek dinilai mudah meleleh tatkala terkena panas dari makanan atau minuman. Dari hasil uji laboratorium yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), terhadap sebelas kantong plastik yang diuji, satu diantaranya mengandung zat berbahaya. Senyawa berbahaya dalam kantong plastik otomatis mengontaminasi ketika bersentuhan dengan makanan panas seperti kuah bakso, siomay atau bakmi dan mie ayam serta makanan goreng-gorengan. BPOM pernah melansir hasil uji terhadap salah satu produk kemasan plastik yang mana komposisi bahannya terbuat dari monomer etilen. sebagian kemasan plastik lain berbahan monomer propilen. Sifat kedua bahan ini  sangat mirip. Sementara kemasan plastik kresek berwarna dan kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dalam keadaan tertentu kurang aman untuk mewadahi makanan. Lebih berbahaya kalau tas kresek plastik hitam dibikin melalui daur ulang dengan penambahan bahan kimia tertentu, atau dari bahan daur ulang sembarangan serta tak jelas jaminan kebersihannya. Adapun PVC dibuat dari monomer vinil klorida. Yang potensial luntur ke dalam makanan, terutama yang berminyak, berlemak beralkohol. (abs)

No comments:

Post a Comment

Blogger Banua

Blogger banua