Wednesday, September 28, 2011

Manajemen Operasi


  1. Apakah pernyataan misi yang baik untuk ( a ) Johannsen Stell dan ( b ) untuk fungsi produksi Johannes Stell
·         MISI : Mewujudkan Perusahaan Produsen Kawat Baja Yang Berkualitas dan Dapat Bersaing

·         Fungsi Produksi Johannes Stell harus mengacu kepada 10 Keputusan Startegis Manajemen Operasi, yaitu
1.      Desain Barang dan Jasa
2.      Mutu
3.      Desain Proses dan Kapasitas
4.      Seleksi Lokal
5.      Desain Lay out
6.      manusia dan system Kerja
7.      Supplay Chain manajemen
8.      Persediaan
9.      Penjadwalan
10.  Pemeliharaan

  1. Apa yang dinyatakan oleh analisis tantangan peluang external dan kekuatan serta kelemahan internal

    • Tantangan external adalah munculnya pesaing / competitor dari perusahaan sejenis dan dari berbagai Negara, jika ini tidak disikapi maka akan sangat merugikan, dan ini tentunya keuntungan tersendiri dari competitor. Untuk itu perusahaan harus tetap konsisten mempertahankan mutu dan juga harus pandai mencari peluang dengan memperluas pangsa pasar.

    • Sedangkan kekuatan serta kelemahan internal adalah : Kekuatan internal Johannsen Stell Company ( JSC ) adalah selalu konsisten memproduksi kawat bermutu tinggi
    • Sedang untuk Kelemahan Internal adalah tidak adanya penjadwalan ( Scheduling ) untuk inovasi terbaru sehingga kemunculannya tidak berarti, padahal jika ini dijadwalkan tentunya akan sangat menguntungkan. kemudian Litbang yang tidak bisa berkembang sehingga ini akan menghabiskan biaya ( cost ) yang tinggi, dan tentunya akan berdampak pada laba yang diperoleh, karena bagaimanapun riset termasuk biaya produksi. Untuk sebuah riset perusahaan harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit.
  1. Kaji kembali sepuluh keputusan MO yang dibahas dalam bab ini dan tentukan alasan( stratejik dan taktik ), diluar masalah JSC. Apakah keputusan stratejik dan taktik apakah yang seharusnya dilakukan
·         Keputusan strtejik yang harus dilakukan adalah :
1.      Membeli mesin baru secara bertahap, disesuaikan dengan jumlah produksi, karena jika masih menggunakan mesin lama walaupun masih bisa bekerja dengan baik, tentunya biaya yang dikeluarkan untuk maintenance / perawatan cukup tinggi, belum lagi waktu yang terbuang selama perawatan
2.      Lakukan effisiensi, baik biaya maupun tenaga kerja, untuk khusus tenaga kerja harus ada perencanaan tenaga kerja, pekerja harus mempunyai job desk, lakukan pelatihan terhadap tenaga kerja sehingga pekerja akan trampil dalam melakukan pekerjaanya
3.      Lakukan Penjadwalan ( Schedulling ), baik untuk produksi, pengiriman barang agar tidak kena finalty, dan juga penjadwalan untuk peluncuran produk – produk baru sehingga akan mempunyai nilai jual yang tinggi

4.      Sarana dan teknik apakah yang akan membantu Anda dalam menganalisis JSC atau dalam menjelaskan rekomendasi Anda kepada manajemen puncak ?
Dalam memperbaiki mutu untuk meraih laba maka JSC harus melakukan perbaikan reputasi dalam memenuhi produksi baja sehingga bisa mengkombinasikan persaingan lepas pantai, juga harus meningkatkan volume penjualan dengan memproduksi lebih banyak kawat baja yang berkualitas tinggi, standar dan rendah sehingga dapat menekan biaya produksi yang terus meningkat, agar dapat meningkatkan harga dipasar internasional juga dapat bersaing dengan negara penghasil baja lainnya juga dengan melakukan perbaikan mutu secara terus menerus dan pemberdayaan karyawan sehingga haasil produk yang diinginkan sesuai dengan kontribusi yang diberikan oleh perusahaan.

Etika Bisnis

1.   Etika Bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri, dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, dengan mengubah pandangan dunia tentang etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Karena tanpa etika bisnis, para penguasa dan pebisnis akan menjadi tidak terkendali dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

2.   Dalam pasar bebas, para pengusaha tidak lagi saling peduli satu sama lain, dan berlomba
mempertahankan kepentingannya. Sehingga, keberadaan etika bisnis menjadi tidak penting
lagi dan tujuannya untuk memberikan kenyamanan bagi para stakeholder-nya tidak lagi dapat dicapai. Yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin akan semakin tertindas, karena persaingan usaha menjadi tidak seimbang. Padahal telah terbukti, bagaimana ketahanan para pelaku-pelaku UKM dalam menghadapi krisis ekonomi global. Sementara sekelompok kecil pemodal besar, yang mendapat banyak kemudahan fasilitas dari pemerintah justru terpuruk oleh krisis global. Terlihat bahwa pemerintah melalui regulasinya lebih berpihak pada pemilik modal demi mengejar persentase pertumbuhan yang tinggi. Kesemuanya ini mengindikasikan telah terabaikannya etika bisnis sebagai acuan bagi para pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan usaha. Kondisi ini akan semakin diperparah lagi jika neoliberalisme diterapkan. Negara kita akan semakin terpuruk. Karena ekonomi neoliberal selalu ditandai dengan tiga penyakit kronis, yaitu pengangguran, kemiskinan yang berdampak pada meningkatnya kriminalitas dan kesenjangan. Secara umum, dampak yang ditimbulkan dari neoliberalisme adalah:
Semua layanan publik menjadi mahal (tingginya ongkos kesehatan dan pendidikan), Membesarnya kekayaan berbagai sektor usaha global, Kesenjangan yang makin melebar,(kaya-miskin), di mana pekerja tidak mendapat, perlindungan dari negara., Konflik meluas bukan hanya pada kaya-miskin, melainkan antarkelompok miskin, Munculnya gagasan Corporate Sosial Responsibility (CSR).

Adapun perlawanan yang dapat dilakukan terhadap isu neoliberalisme, antara lain: 
Melakukan pendidikan kritis dan kampanye tentang ekonomi pasar dan peta kekuatan modal, Mendorong lahirnya organisasi sosial yang berbasis sosial plural, Menuntut kembalinya fungsi negara sebagai penyedia layanan publik yang murah sekaligus bermutu, Membuat media pencerahan sebagai lawan dari wacana dominan neoliberal, Mendorong aksi-aksi massa yang memanfaatkan sentimen keadilan dan ekonomi rakyat, Memanfaatkan kekuatan sosial untuk mendorong tuntutan progresif, dan Menciptakan basis logistik yang mandiri.

3.   Dari kasus DELL  diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa ketidaktelitian dan keseriusan  dalam menangani permasalahan pada produk yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan DELL. Karena adanya ketidakjelasan dalam penyelesaian kerusakan produk DELL yang dialami oleh salah seorang pelanggan. Dengan adanya kejadian tersebut maka dapat merugikan pihak perusahaan karena menimbulkan efek ketidakpercayaan pelanggan terhadap produk yang di produksi oleh perusahaan DELL.   

Filsafat Ilmu

1.   Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).
Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
Bagi manusia, berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan: Tugasfilsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan 'nation', ras, dan keyakinan.

2.   a. pengetahuan adalah seluruh hal yg manusia ketahui. ilmu adalah pengetahuan yg disusun secara sistematis, logis, empiris dan obyektif. jadi ilmu adalah pengetahuan yg memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu. Ilmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan, atau pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut. Proses keilmuan adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang suatu sistem. Perolehan sistematis ini umumnya berupa metode ilmiah, dan sistem tersebut umumnya adalah alam semesta. Dalam pengertian ini, ilmu sering disebut sebagai sains. Sedang "filsafat" adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis.Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sedikit sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal. Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
b. Penting dua-duanya! Teori atau praktek (praktik) sama penting.
Memang keduanya sama penting. Tetapi jika kita harus memilih untuk membuat urutan maka mana yang nomor satu? Teori atau praktek
Dalam disiplin ilmu matematika atau yang sejenisnya, teori lebih utama dari praktek. Banyak teori matematika yang sudah dikembangkan ratusan tahun tetapi baru akhir-akhir ini dapat dipraktekkan atau diimplementasikan. Jadi, teori lebih penting dari praktek.
Dalam disiplin manajemen atau yang sejenisnya, praktek yang memberi hasil nyata. Teori hanya membantu saja. Teori yang cantik bila tidak dapat dipraktekkan maka akan berkurang manfaatnya. Sedangkan bila ada praktek yang bagus tetapi tidak sesuai dengan seluruh teori yang ada maka dapat dikembangkan teori baru. Atau setidaknya memperbarui teori sebelumnya. Jadi, praktek lebih penting dari teori.
3.     a. 1. Pengetahuan dapat dimengerti sebagai kesadaran subyek pengenal tentang obyek yang dikenalinya.  Kesadaran itu diperoleh dengan bantuan peralatan pengumpulan data yang sesuai.  Pengetahuan tersebut dapat subyektif, dapat pula bersifat obyektif.  Disebut subyektif jika aneka pandangan, faham dan selera yang ada pada subyek pengenal berperan besar, langsung atau tak langsung, dalam proses mendapatkan kesadaran tersebut.  Sebaliknya disebut obyektif, jika unsur-unsur yang bersifat spesifik ada pada diri subyek pengenal tersebut tidak ada. Dalam keseluruhan proses pengetahuan ada dua hal penting, yaitu evidensi dan kepastian.  Evidensi terletak pada fihak obyek, sedang kepastian ada pada fihak subyek.  Evidensi dapat dimengerti sebagai daya obyek untuk menampakkan diri, sedang kepastian



adalah keyakinan pada diri subyek bahwa yang dikenalnya adalah benar-benar obyek yang ingin diketahuinya.  Keduanya perlu dilihat dari sudut kesatuan asli subyek dan obyek dalam gejala pengetahuan manusia pada umumnya.  Makin dekat bidang ilmu itu pada pengalaman manusia seutuhnya, makin besarlah kesatuan subyek dan obyek, dan makin besar pulalah peran subyek dalam kesatuan subyek-obyek tersebut.  Dalam arti itu evidensi dan kepastian sangat diwarnai oleh subyektivitas.  Sebaliknya, makin jauh bidang ilmu itu dari pengalaman manusia seutuhnya, makin kurang kesatuan antara subyek dan obyek, dan makin kuranglah pula peran subyek didalamnya.   Dalam hal itu evidensi dan kepastian diwarnai oleh obyektivitas, yang ditentukan dari luar pengalaman.
2. Kebenaran berkedudukan dalam diri si pengenal.  Kebenaran adalah kenyataan adanya ("being") yang menampakkan diri sampai masuk akal.  Maka kebenaran dapat dimengerti sebagai penyamaan akal dengan kenyataan.  Itu terjadi pada taraf inderawi atau pada taraf akal-budi, akan tetapi tidak pernah sampai pada kesamaan yang sempurna.  Ilmu-ilmu empiris mencoba mengejar kesamaan itu dengan aneka cara yang khas ada pada ilmu itu.  Ilmu-ilmu pasti tidak langsung berkecimpung dalam usaha manusia menuju kebenaran tersebut, tetapi ilmu-ilmu pasti dapat memberi sumbangan positif kepada ilmu-ilmu di luar ilmu itu untuk makin dekat kepada kebenaran sejati (apapun itu sesungguhnya). Thomas Aquinas (seraya mengakui sumbangan para filsuf Yahudi dan Islam yang mendahuluinya) membedakan veritas ontologica (kebenaran ontologis) dari veritas logica (kebenaran logis).  Yang pertama terdapat dalam kenyataan (entah spiritual maupun material) yang masih lepas dari gejala pengetahuan, meskipun ada kemungkinan bahwa akan diketahui atau dikenal.  Yang kedua terikat kepada akal si pengenal.  Yang kedua inilah kebenaran dalam arti sesungguhnya, yaitu penyamaan akal dengan kenyataan. Adalah Descartes yang menambahkan kriterium bagi kebenaran.  Cara untuk mengenal ada atau tidak adanya kebenaran ialah ada atau tidak adanya idea yang jelas dan terpilah-pilah mengenai sesuatu itu (idea clara et distincta).  Maka Descartes menganjurkan penerapan sikap kesangsian radikal sebagai alat uji bagi kebenaran.
4.  Plato menyumbangkan ajaran tentang "idea".  Menurut Plato, hanya idea-lah realitas sejati. Semua fenomena alam hanya bayang-bayang dari bentuknya (idea) yang kekal. Dalam wawasan Plato, pada awal mula ada idea-kuda, nun disana di dunia idea. Dunia idea mengatasi realitas yang tampak, bersifat matematis, dan keberadaannya terlepas dari dunia inderawi. Dari idea-kuda itu muncul semua kuda yang kasat-mata. Karena itu keberadaan bunga, pohon, burung, ... bisa berubah dan berakhir, tetapi idea bunga, pohon, burung,  ... kekal adanya. Itulah sebabnya yang Satu dapat menjadi yang Banyak. Plato ada pada pendapat, bahwa pengalaman hanya merupakan ingatan (bersifat intuitif, bawaan, dalam diri) seseorang terhadap apa yang sebenarnya telah diketahuinya dari dunia idea, -- konon sebelum manusia itu masuk dalam dunia inderawi ini. Menurut Plato, tanpa melalui pengalaman (pengamatan), apabila manusia sudah terlatih dalam hal intuisi, maka ia pasti sanggup menatap ke dunia idea dan karenanya lalu memiliki sejumlah gagasan tentang semua hal, termasuk tentang kebaikan, kebenaran, keadilan, dan sebagainyaPlato mengembangkan pendekatan yang sifatnya rasional-deduktif sebagaimana mudah dijumpai dalam matematika. Problem filsafati yang digarap oleh Plato adalah keterlemparan jiwa manusia kedalam penjara dunia inderawi, yaitu tubuh.  Itu persoalan  ada ("being") dan mengada (menjadi, "becoming").
Aristoteles menganggap Plato (gurunya) telah menjungkir-balikkan segalanya.  Dia setuju dengan gurunya bahwa kuda tertentu "berubah" (menjadi besar dan tegap, misalnya), dan bahwa tidak ada kuda yang hidup selamanya. Dia juga setuju bahwa bentuk nyata dari kuda itu kekal abadi. Tetapi idea-kuda adalah konsep yang dibentuk manusia sesudah  melihat (mengamati, mengalami) sejumlah kuda. Idea-kuda tidak memiliki eksistensinya sendiri: idea-kuda tercipta dari ciri-ciri yang ada pada (sekurang-kurangnya) sejumlah kuda. Bagi Aristoteles, idea ada dalam benda-benda. Aristoteles menempatkan filsafat dalam suatu skema yang utuh untuk mempelajari realitas. Studi tentang logika atau pengetahuan tentang penalaran, berperan sebagai organon ("alat") untuk sampai kepada pengetahuan yang lebih mendalam, untuk selanjutnya diolah dalam theoria yang membawa kepada praxis. Aristoteles  mengawali, atau sekurang-kurangnya secara tidak langsung mendorong, kelahiran banyak ilmu empiris seperti botani, zoologi, ilmu kedokteran, dan tentu saja fisika.  Ada benang merah yang nyata, antara sumbangan pemikiran dalam Physica (yang ditulisnya), dengan Almagest (oleh Ptolemeus), Principia dan  Opticks (dari Newton), serta Experiments on Electricity (oleh Franklin), Chemistry (dari Lavoisier), Geology (ditulis oleh Lyell), dan The Origin of Species (hasil pemikiran Darwin). Masing-masing merupakan produk refleksi para pemikir itu dalam situasi dan tradisi yang tersedia dalam zamannya masing-masing.

Bisnis Jaringan Waralaba

1.  Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya. Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut
  • Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.
  • Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba
  • Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.
  • Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.
  • Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
Banyak orang masih skeptis dengan kepastian hukum terutama dalam bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba (franchisee) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus berekspansi. Ada beberapa asosiasi waralaba di Indonesia antara lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia), WALI (Waralaba & License Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Ada beberapa konsultan waralaba di Indonesia antara lain IFBM, The Bridge, Hans Consulting, FT Consulting, Ben WarG Consulting, JSI dan lain-lain. Ada beberapa pameran Waralaba di Indonesia yang secara berkala mengadakan roadshow diberbagai daerah dan jangkauannya nasional antara lain International Franchise and Business Concept Expo (Dyandra),Franchise License Expo Indonesia ( Panorama convex), Info Franchise Expo ( Neo dan Majalah Franchise Indonesia).
6.   Kekurangan:
a.    Biaya untuk sebuah bisnis waralaba biasanya lebih tinggi daripada sebuah bisnis yang dimulai dari nol. Selain itu, pewaralaba diwajibkan membayar biaya awal dan terus membayar biaya royalti perusahaan induk, yang dapat berkisar 2-15 persen dari total penjualan kotor.
b.    Seorang pewaralaba biasanya harus mematuhi semua kebijakan-kebijakan perusahaan induk.
c.    Beberapa pewaralaba hanya berperan sebagai "manajer" bukan "pengusaha kecil." Anda harus bertanya terlebih dahulu sebelum memutuskan terjun di bisnis waralaba, seberapa banyak kontrol yang akan Anda miliki. (*/ dari berbagai sumber)

Soto Mie Leo Dozan, Kebab Baba Rafi, Sinar Garut, Bengawan Solo Coffee.... Hm, bisnis food & beverage rasanya memang tidak pernah sepi. Anda pun jadi tertarik untuk memulai usaha sendiri di bidang ini. Tetapi mungkin Anda masih bingung antara merintis usaha sendiri, atau membeli franchise (waralaba) dari usaha yang sudah ada dan cukup dikenal (seperti singkong keju, donat kentang, jagung manis, dan lainnya). 
Sebetulnya mana yang lebih menguntungkan dan aman bagi pemula di bidang wirausaha, merintis usaha sendiri atau membeli franchise? Jika membeli franchise dapat dikatakan aman, apa saja yang harus dipelajari, dipersiapkan, dan dilakukan? Sebaliknya, jika lebih aman merintis usaha sendiri, sebaiknya apa yang harus kita persiapkan dan lakukan terlebih dulu? Apakah modal sebanyak Rp 20 juta cukup untuk membuka usaha makanan kecil? Dari jumlah modal awal itu, berapa kira-kira uang yang sebaiknya kita putar, dan berapa jumlah uang yang harus disimpan sebagai cadangan modal? 
Memulai suatu usaha selalu dirasakan berat bagi semua orang, apalagi bagi mereka yang belum pernah melakukan atau berbisnis sebelumnya.  Itulah sebabnya banyak orang yang kemudian mengambil jalan pintas dengan membeli franchise, dengan harapan tidak terlalu berat dan menakutkan dibandingkan memulai usaha sendiri. Sebenarnya, terdapat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing usaha ini.
Satu hal pertama yang sering dilupakan oleh banyak pebisnis pemula adalah “membeli franchise” tetap sama dengan apabila kita memulai bisnis sendiri. Banyak orang beranggapan, membeli franchise adalah jaminan bahwa uangnya aman dan bisnis akan tetap berjalan.  Kenyataannya tidak demikian. Banyak yang terjadi, terutama di Indonesia, pada masa-masa euphoria franchise sekitar 3-4 tahun yang lalu, dimana usaha yang di-franchise-kan dahulu kini sudah tidak ada lagi usahanya. Atau, apabila masih ada pun hanya tinggal 1 atau 2 toko saja. Lebih parahnya lagi adalah, ada beberapa usaha yang di-franchise-kan justru kantor pusat alias franchisor-nya yang malah sudah tutup alias gulung tikar. Oleh sebab itu, berhati-hatilah. Itu sebabnya Asosiasi Franchise Indonesia atau AFI menerapkan aturan yang ketat bagi anggotanya.
Yang harus selalu diingat dan diperhatikan pula, stigma membeli franchise lebih aman daripada memulai usaha sendiri dengan cara dan merek sendiri, tidak sepenuhnya benar, khususnya di Indonesia. Seperti yang sudah diungkapkan di atas, franchise tetaplah merupakan sebuah bisnis atau usaha yang juga memiliki risiko dan harus dilakukan dengan serius dan benar.  
Apabila kita mengacu kepada proses standardisasi franchise di luar negeri, seorang franchisee (pembeli franchise) haruslah melalui proses menunggu atau waiting list, melakukan interview (wawancara) berkali-kali, sampai franchisor-nya yakin, orang tersebut layak untuk mendapatkan franchise yang diinginkan. Belum lagi memperhitungkan lokasi untuk tempat usaha ,yang menjadi salah satu ukuran terpenting suksesnya sebuah franchise.  
Seluruh proses yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yang di-franchise-kan sebenarnya harus dilakukan oleh usaha mana pun yang meliputi pemasaran produk, keunggulan produk, lokasi penjualan, dan lain-lain. Hanya saja, banyak dari pebisnis pemula yang tidak mau atau tidak mengerti dalam melakukan persiapan awal sebuah usaha sebelum memulai usahanya itu.  
Akan tetapi, kendati proses ini sudah dijalankan, proses menjalankan sebuah usaha tetap harus dilakukan dan diawasi dengan ketat, layaknya usaha yang dilakukan tanpa franchise. Hal-hal yang diharus tetap dijaga antara lain: kualitas barang dagangan, standar layanan, standar kebersihan (untuk usaha restoran atau usaha lainnya yang memerlukan tingkat kebersihan yang tinggi), dan lain sebagainya.
Lalu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari memilih franchise dibandingkan memulai usaha dengan merek sendiri?
Pertama, yang bisa diharapkan dari sebuah franchise adalah “branding” alias nama besar yang sudah disandang oleh franchisor. Dengan nama besar yang sudah disandang oleh franchisor, diharapkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk ataupun jasa yang diberikan sudah sangat tinggi. Sehingga, dapat dikatakan begitu buka toko sudah ada pembeli yang mengantri untuk masuk dan membeli dagangan Anda. Oleh sebab itu, hindari perusahaan yang di-franchise-kan yang belum mempunyai nama, baik itu nama bisnis atau usahanya, ataupun nama pemiliknya yang sudah dikenal masyarakat.
Kedua, untuk bisnis makanan, pastikan resep atau rasa yang sudah digemari oleh orang (khalayak ramai) dan teruji. Diharapkan ketika membuka toko itu, masyarakat sudah familiar dengan nama dan rasa dari makanan yang Anda jajakan, sehingga mereka tidak takut untuk mencoba. Banyaknya orang yang masuk ke toko akan meningkatkan penjualan, yang ujung-ujungnya akan meningkatkan pendapatan dan keuntungan.  Oleh sebab itu, carilah franchise dimana rasa makanan yang ditawarkan sesuai dengan lidah kebanyakan orang.
Keuntungan terakhir yang bisa didapatan dari sebuah franchise adalah sistem kerja yang sudah standar atau sama dari satu toko ke toko lain. Sistem kerja yang sudah standar ini akan memudahkan karyawan Anda untuk melakukan pekerjaan dan memudahkan Anda sebagai pemilik usaha untuk melakukan kontrol terhadap kerja karyawan, karena sudah jelas tolak ukurnya.
Yang harus dipersiapkan sebelum memulai usaha:
1.    Pastikan Anda sudah memiliki dana darurat keluarga yang besarnya tergantung banyaknya tanggungan keluarga Anda. Pastikan pula dana investasi untuk usaha ini tidak akan mengganggu keuangan keluarga Anda (dianggap uang investasi yang hilang).
2.    Besaran dana investasi (secara nominal) akan tergantung dari jenis usaha dan skala usaha yang ingin dilakukan. Sebaiknya, mulailah dengan yang kecil dulu, setelah berhasil usahanya barulah bisa dibesarkan lagi.
3.    Selain dana investasi untuk sewa, peralatan, dan perlengkapan, yang juga harus dipersiapkan adalah dana untuk perputaran. Idealnya, untuk usaha makanan diperlukan dana sekitar tiga bulan cadangan untuk diputarkan atau dikenal dengan modal kerja. Akan tetapi, agar lebih aman, Anda bisa mempersiapkan sampai dengan 6 bulan modal kerja. Yang harus selalu diperhatikan adalah jika Anda memiliki bujet investasi usaha sebesar Rp 20 juta (di luar modal kerja). Jangan menggunakan seluruh modal untuk investasi, tetapi pergunakan sebagian saja, sehingga ada kelebihan dana cadangan apabila dibutuhan.

Tuesday, September 27, 2011

Kepuasan Konsumen

1.    Pengertian Kepuasan Konsumen

Swan, et at. (1980) dalam bukunya Fandy Tjiptono, 2004 mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/pemakaiannya. Menurut Philip Kotler (2000) dalam Principle of Marketing 7e bahwa Kepuasan Konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya. Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui. Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan.
Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang ditawarkan organisasi/perusahaan harus berkualitas. Kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Dalam kaitannya dengan kepuasan
Konsumen/pelanggan, kualitas memiliki beberapa dimensi pokok, tergantung pada konteksnya. Dalam kasus pemasaran barang, ada delapan dimensi utama yang biasanya digunakan (menurut Gregorius Chandra 2002),
yaitu:
1.    Kinerja (performance): Karakteristik operaasi dasar dari suatu produk, misalnya kecepatan pengiriman barang, serta jaminan keselamatan barang.
2.    Fitur (features): arakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah pengalaman pemakaian produk, contohya minuman gatis pada saat penerbangan.
3.    Reliabilitas, yaitu probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan, semakin andal produk bersangkutan.
4.    Konformasi (conformance), yaitu tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan, misalnya ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan kereta api.
5.    Daya Tahan (Durability), yaitu jumlah pemakaian produk sebelum produk bersangkutan harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian normal yang dimungkinkan, semakin besar pula daya tahan produk.
6.    Serviceablility, yaitu kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.
7.    Estetika (aesthetics), menyangkut penampilan produk yang bisa dinilai dengan panca indrea (rasa, bau, suara dst).
8.    Persepsi terhadap kualitas (perceived quality), yaitu kualitas yang dinilai berdasarkan reputasi penjual.misal BMW, SONY dll.
Kualitas produk yang dirasakan pelanggan akan menentukan persepsi pelanggan terhadap kinerja, yang pada gilirannya akan berdampak pada kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan mutu, mutu mempunyai dampak langsung pada prestasi produk dan dengan demikian kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pelanggan, bila produk jauh lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, pelanggan tidak puas. Bila prestasi sesuai dengan harapan. Pembeli jasa merasa puas. Bila prestasi melebihi harapan, pembeli jasa merasa amat gembira. Pelanggan yang merasa puas akan membeli ulang dan mereka memberi tahu orang lain mengenai pengalaman baik dengan produk itu. Kuncinya adalah memenuhi harapan pelanggan dengan prestasi perusahan. Perusahaan
yang cerdik mempunyai tujuan membuat gembira pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat mereka serahkan, kemudian menyerahkan lebih banyak dari yang mereka janjikan. Pelanggan sering tidak menentukan nilai produk dan biaya secara akurat atau obyektif. Mereka bertindak berdasarkan pada anggaran nilai misalnya apakah pengiriman barang lebih cepat dan lebih dapat diandalkan ? bila demikian, apakah pelayanan yang lebih baik ini memang sesuai dengan tarif lebih tinggi yang dikenakan oleh suatu perusahaan.


2. Strategi Demi Kepuasan Konsumen
Berbicara mengenai strategi artinya juga berada dalam kondisi persaingan dengan kompetitor. Masing-masing berusaha menarik lebih banyak pelanggan demi kelangsungan usahanya. Dalam era persaingan bebas tidak ada satupun yang aman tanpa persaingan. Mengambil kutipan/artikel dari suatu website tentang kepuasan konsumen dan juga hal ini berkaitan dengan konsepnya Fandy Tjiptono (2004) dalam pemasaran Jasa menyatakan bahwa :
A.  Ada dua strategi yang menjadi dasar dalam menghadapi perilaku konsumen/pelanggan yaitu:
1.       Strategi menyerang
Bersikap agresif dalam menjerat pelanggan, agresif dalam arti memiliki persiapan menyerang yang matang dan cukup kuat untuk menyerang. Caranya menerapkan strategi ini:
                               i.      Melakukan promosi atau advertisement yang menerangkan bahwa perusahaan anda memiliki fasilitas pelayanan lebih baik dibanding sebelumnya. Banyak jalan untuk mempromosikan usaha, misalnya dengan iklan dimedia massa maupun spanduk, leaflet atau billboard yang dipasang dilokasi strategis.
                            ii.      Memberikan hadiah (dapat berupa service gratis atau souvenir kecil) kepada pelanggan lama yang dapat membawa beberapa pelanggan baru (jumlah pelanggan baru ditetapkan berdasarkan atas biaya untuk hadiah yang diberikan).
2. Strategi defensif atau bertahan Strategi mempertahankan yang sudah ada, dilakukan untuk meningkatkan fasilitas pelayanan yang dimiliki. Seperti:
                               i.      Menyediakan beberapa fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan   pelanggan.
                     ii.      Memberikan souvenir kecil pada pelanggan setelah beberapa kali         menggunakan layanan anda.
                         iii.      Mengirimkan kartu ucapan selamat pada hari-hari besar keagamanan   bagi pelanggan setia, yang telah menjadi pelanggan cukup lama.
B.   Membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Hal ini dilakukan untuk menjadikan transaksi antara anda dan pelanggan berkelanjutan. Misalnya dengan memberikan potongan harga pada
hari-hari tertentu.
C.   Memberikan jaminan atas layanan atau produk yang anda jual.
D.  Menciptakan hubungan personal karyawan/pemilik perusahaan dengan pelanggan (customer relationship). Keuntungan yang didapat dari hubungan personal ini, diantaranya adalah bila pelanggan mempunyai keluhan atas produk atau servis, mereka akan melaporkannya kepada karyawan/pemilik. Mereka juga bisa memberikan informasi apa yang mereka ketahui tentang pesaing. Tekankan kepada setiap karyawan untuk mengingat nama pelanggan yang datang dan mengetahui riyawatnya. Data riwayat setiap pelanggan itu penting sekali, dan anda bisa menggunakan pemprograman komputer.
E.   Mampu mengantisipasi perubahan atau penambahan harapan pelanggan dengan meningkatkan kemampuan internal karyawan untuk pelayanan, dan sebagainya. Penilaian konsumen mengenai kapasitas produk secara keseluruhan untuk memuaskan kebutuhannya.

3. Mengukur Kepuasan Konsumen

Dalam bukunya Principle of Marketing 7e (Philip Kotler.2000) berpendapat bahwa pada perusahaan yang berpusat pada pelanggan, kepuasan konsumen/pelanggan merupakan sasaran dan faktor utama dalam sukses perusahaan. Perusahaan ini dan perusahaan yang lain menyadari bahwa pelanggan yang merasa amat puas menghasilkan beberapa manfaat bagi perusahaan. Mereka membeli produk tambahan ketika perusahaan memperkenalkan produk yang berkaitan atau versi perbaikan. Dan pembicaraan mereka kepada rekanrekannya
menguntungkan perusahaan dan produknya. Walaupun berusaha menyerahkan kepuasan pelanggan yang relatif tinggi ketimbang pesaing, perusahaan juga yang tidak selamanya berusaha memaksimalkan kepuasan pelanggan. Sebuah perusahaan mungkin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menurunkan harga atau meningkatkan pelayanan, tetapi keadaan itu mungkin menyebabkan turunnya laba. Selain pelanggan, perusahaan mempunyai banyak kepentingan, termasuk karyawan, agen pemasok dan pemegang saham. Menambah pengeluaran untuk meningkatkan
kepuasan konsumen/pelanggan mungkin menggunakan dana yang dapat dipakai untuk memuaskan "Mitra" yang lain ini. Jadi tujuan dari
pemasaran adalah menghasilkan nilai bagi pelanggan tetapi tetap membuahkan laba. Akhirnya perusahaan harus menyerahkan kepuasan yang dapat diterima kepada pihak berkepentingan lainnya. Ini membutuhkan keseimbangan yang amat halus pemasar harus terus menghasilkan nilai dan kepuasan bagi pelanggan lebih tinggi tetapi tetap tidak memberikan segala-segalanya. Menurut PhilipKotler (2000), Alat untuk menelusuri / mengukur kepuasan pelanggan/konsumen berkisar dari yang primitive sampai yang canggih, dengan menggunakan metode:
1.   Sistem keluhan dan saran Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis, Kartu Komentar, Saluran telepon khusus bebas pulsa, website, dll.
2.  Survei kepuasan pelanggan Wawancara langsung dengan melakukan survei, dimana akan terlihat dan mendengar sendiri bagaimana tanggapan dan umpan balik langsung dari pelanggan dan juga memberikan sinyal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap mereka.
3. Pembelanja siluman (Ghost Shopping) Seseorang yang diberi tugas atau manager sendiri turun berperan sebagai pelanggan potensial dan melaporkan berbagai temuan penting baik terhadap karyawan sendiri maupun para pelanggan.
4. Analisis pelanggan yang hilang (Lost Customer Analiysis). Dengan menghubungi kembali kustomer yang beralih kepada produk pada perusahaan yang lain.

Blogger Banua

Blogger banua